Copy Writing

 

Nama   : Eldina Sabila Azti

Nim     : 18107030029

 

Budiman Hakim (Budiman Hakim) adalah maestro periklanan Indonesia dan MACS9O9 digital yang kreatif. Copy tulisan berasal dari dua kata yaitu copy (teks) dan tulisan (tulisan). Oleh karena itu, pengertian copy writing adalah menulis naskah dengan tujuan persuasif yang akan mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang kita jual. Pada saat yang sama, copywriter adalah orang yang menulis teks. Story Telling merupakan prioritas utama dalam memasarkan produk, sehingga konsumen tidak akan merasa resah atau bahkan senang saat mendengar story telling tersebut. Padahal, di story telling ini, kami masih berjualan di sana. Teknologi mendongeng ini merupakan ilmu kuno yang menggabungkan teknologi saat ini, sehingga terlihat seperti ilmu baru yang sangat kuat di bidang pemasaran. Transkripsi dan penceritaan sama pentingnya karena pada dasarnya ditujukan untuk penjualan.

Saat menggunakan storytelling untuk iklan, meskipun audiens tahu bahwa itu iklan, itu akan membuat mereka lebih terhibur,  karena mereka tertarik dengan cerita yang disajikan, mereka tetap ingin membagikannya. Menurut Budiman Hakim, teknik bercerita lebih baik dari komunikasi lainnya. Di dunia digital, jumlah saham dibutuhkan. Ia melakukan penelitian dan ternyata metode story telling merupakan cara paling efektif untuk memperoleh saham dalam jumlah besar. Oleh karena itu, seseorang tidak akan membagikan iklan, tetapi akan berbagi cerita/story telling. Melalui cerita, produk perlahan-lahan akan memasuki benak konsumen, memaparkan mereka pada iklan tanpa menyadarinya.

Bercerita tidak hanya dalam bentuk teks, tetapi juga dalam bentuk web series. Contohnya adalah iklan yang membuka booth di TV Anda dengan judul Warriors Medok, yaitu sebuah story karena penonton akan menunggu cerita selanjutnya terjadi pada iklan tersebut. Padahal, ini adalah iklan untuk membuka booth. Di dunia digital sekarang ini, teknik bercerita bisa diterapkan ke semua media sosial karena harganya sangat murah dan bisa menarik khalayak luas.

Story Telling adalah ilmu yang sudah dimiliki setiap orang, jadi kita hanya perlu mempelajarinya lebih dalam. Dengan menggabungkan beberapa kata yang tidak berhubungan menjadi kalimat yang koheren, potensi teknik bercerita dapat dieksplorasi. Inti dari storytelling adalah bagaimana kita mengejutkan pembaca, penonton atau pendengar, dan membuat mereka terkejut dan tertarik dengan cerita yang ditampilkan. Story telling telah banyak digunakan oleh merek-merek yang sudah kuat dalam pemasaran, sehingga mereka hanya perlu menyenangkan audiens untuk menarik konsumen.

Copy Writing adalah variabel yang tidak dapat berdiri sendiri. Sebab, replikasi berada pada level eksekusi. Oleh karena itu, untuk menjadi entitas yang menarik, salinannya harus konsisten dengan konsep, tampilan, dll. Untuk membuat salinan yang bagus, Anda harus memperhatikan metode yang diperlukan untuk produk, apakah itu metode manfaat produk atau metode produk emosional, karena kedua metode ini memiliki tujuan yang berbeda. Metode pendapatan produk merupakan metode yang logis atau sadar, yang biasanya digunakan saat meluncurkan suatu produk untuk memperkenalkan produk. Namun, metode ini mudah dipecahkan karena menggunakan logika, dan logika dapat dipecahkan bersama dengan logika lain.

Di sisi lain, ada pendekatan emosional, dengan alam batin atau emosional (dekat di belakang adalah uang cinta pertama). Tujuan dari metode ini adalah copy writer harus dapat menggunakan karyanya untuk menyentuh perasaan khalayak agar tertarik untuk membeli produk atau jasa yang disediakan. Metode emosional sulit untuk dihancurkan karena melibatkan hati konsumen, jika hati konsumen telah dimanfaatkan sepenuhnya oleh metode emosional maka akan sulit baginya untuk beralih ke produk pesaing. Namun, jika konsumen merasa dikhianati dengan produknya, maka cara ini dapat dipatahkan, yaitu ketika produk berhasil dipasarkan, ia akan melupakan konsumen yang setia kepadanya. Oleh karena itu, untuk merek yang sudah besar, orang berpikir bahwa tidak perlu melakukan hard selling kepada konsumen melalui storytelling, tetapi soft sell.

Untuk membuat cerita yang menarik, prioritas harus diberikan pada kejutan tinggi yang dihasilkan oleh cerita tersebut. Untuk melakukannya, Anda bisa menggabungkan 6 kata menjadi 6 kalimat, 6 kalimat menjadi 6 paragraf, dan seterusnya. Saat kita menjadi copywriter yang baik, kita harus terbiasa dengan kata-kata. Kata-kata harus menjadi sahabat penulis copy. Misalnya, “Saya melihat hantu di hutan dan saya akan menyapa Tuhan akhir tahun ini.” Kunci bagaimana kita menjadi akrab dengan kata-kata adalah dengan membaca banyak buku.

Saat bercerita/story telling , yang terpenting adalah kejutannya, bukan mereknya. Saat membuatnya, pertama-tama kita harus mengidentifikasi elemen kejutan dan kemudian mengaitkannya dengan merek. Misalnya, saat menggunakan teknologi mendongeng untuk mereplikasi kue kering, kita bisa menggunakannya dengan membayangkan bahwa kue yang akan dijual adalah hati kita. Oleh karena itu, kami membuat cerita tentang bagaimana cara melebur Punjabi yang berbentuk hati, kemudian menghubungkannya dengan merek pastry itu sendiri yang mengemas teknologi story telling.

Mentalitas story telling biasanya berbanding terbalik dengan iklan. Secara umum, saat beriklan, kami akan menggunakan ide ini berdasarkan keunggulan produk. Pada saat yang sama, dalam proses bercerita, kami mencari kejutan dan menghubungkannya dengan produk yang akan dipromosikan. Oleh karena itu, jika kejutan datang dari produk yang di iklankan, maka akan membuat orang jatuh cinta pada produk tersebut.

Secara garis besar, pembuatan copy dengan teknik story telling bisa dibuat apabila kita sebagai copy writer dekat dengan kata-kata, kemudian kita bisa mencari atau menemukan elemen surprise nya ada pada bagian mana, dilanjut dengan membuat cerita untuk menaruh elemen surprise yang telah dibuat dan diakhiri dengan mengaitkan cerita pada produk yang akan diiklankan. Yang menarik dari story telling ketika dibuat dengan bentuk teks kemudian jika memiliki cukup modal maka story telling tersebut bisa diubah ke bentuk web series, cerita instagram, dan lain sebagainya.

Bagi brand yang masih baru tentu saja dapat menggunakan pendekatan produk benefit yang digabungkan dengan emosional benefit dan dikemas dengan teknik story telling. Sebagai contoh iklan AC Daikin dengan slogan “dinginnya menghangatkan pada keluarga”. Maksud dari kata “dingin” dari slogan tersebut adalah keadaan dingin yang berasal dari AC Daikin. Sedangkan kata “menghangatkan”berasal dari visual iklan yang menggambarkan sebuah keluarga yang saling berpelukan dengan hangat. Hal tersebut tidak bisa dilakukan apabila brand yang akan dipasarkan masih sangat barudan tidak ada pesaing sama sekali. Karena sebuah brand harus mengenalkan dirinya untuk apa, baru setelah itu bisa dibuatkan emosional benefit dari produk tersebut. Hal ini biasa disebut dengan “Brand Journey”.

Selanjutnya, pada bagian tagline, tbagus atau tidaknya tagline bisa dilihat berdasarkan konteks atau tampilan visualnya. Jadi, untuk membentuk taglne yang bagus sebaiknya sudah ada materi atau iklannya agar lebih mudah untuk menentukan tagline.

Di Negara Thailand sering kali dijumpai iklan yang menggunakan story telling, kenapa? Karena iklan Thailand sendiri biasanya berasal dari initative ads. Mereka hanya mengarah pada viralnya iklan tersebut, bahkan produksi dari iklan biasnaya ditanggung pribadi. Pada kenyatannya, iklan-iklan yang ada pada televisi Thailand tidak semenarik seperti yang viral-viral. Iklan yang viral tersebut kebanyakan produksi sendiri yang digunakan untuk mengikuti sebuah event-event festival iklan. Untuk menentukan story telling dan tagline yang bagus atau tidaknya kita harus melihat secara keseluruhan komunikasi yang dihadirkan mulai dari konsep, copy, visual, hingga element of surprise.

Budiman Hakim pernah membuat iklan Pegel Linu yang iklannya menggunakan patung pancoran, pada patungnya, dihapus dan produk pegel linu diletakkan pada pojok kanan bawah. Tanpa ada headline, copy, dan lain sebagainya. Satu-satunya huruf yang ada pada produk tersebut yaitu “pegel linu”. Arti dari iklan tersebut adalah menceritakan bahwa produk tersebut sangat bagus sampai patung pancoran ikut mencari produk pegal linu tersebut. Kesimpulan dari beliau berdasar iklan pegel linu yang dibuat adalah bisa jadi copy writing terbaik adalah iklan yang tanpa copy writing sama sekali.

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer